Oleh : Annas Buanasita, SKM., M.Gizi ( UPT Laboratorium Gizi )
Hai ibu-ibu bagaimana kabarnya anak-anak kita di masa pandemi ini ?? Semoga tetap sehat dan ceria yaaa… Tetap jaga kebersihan dan perhatikan asupan gizi anak ya buu…
Menurut Badan Pangan Dunia (FAO) risiko krisis pangan akibat pandemi ini akan memberikan dampak yang begitu besar, termasuk stunting di Indonesia. Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang dapat terjadi pada anak. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki perawakan pendek. Indikator yang dilihat adalah panjang badan atau tinggi badan anak. Panjang badan lahir yang normal adalah antara 48-50 cm, lalu saat usia 1 tahun minimal sekitar 72-75 cm sedangkan saat usia 2 tahun minimal 82-85 cm. Laki-laki memiliki panjang sekitar 2 cm lebih tinggi dari perempuan. Harap dicek panjang atau tinggi badan anak Anda secara mandiri ya, karena kabar baiknya stunting bisa dicegah sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.
Stunting dapat disebabkan oleh faktor pola asuh pemberian makan dan perawatan, sanitasi yang kurang baik, serta kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan. Memenuhi kebutuhan nutrisi sejak hamil hingga anak berusia dua tahun (periode 1000 hari pertama kehidupan) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, tentunya sambil terus memantau pertumbuhannya. Namun demikian karena adanya Covid-19 dan imbas kebijakan PSBB, maka Kemenkes memutuskan meminimalisir kunjungan masyarakat ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan mengutamakannya untuk yang bersifat mendesak dan gawat darurat. Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu yang dilakukan rutin setiap bulan juga ditiadakan untuk sementara, Namun kegiatan-kegiatan pelayanan seperti kunjungan rumah bagi sasaran berisiko, konseling virtual, edukasi masyarakat, hingga komunikasi melalui grup di media sosial masih terus dioptimalkan. Sementara itu untuk pelayanan balita gizi buruk, ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), ibu hamil dengan anemia, hingga remaja putri dengan anemia, termasuk balita stunting dioptimalkan dengan pendekatan edukasi dan konseling menguatkan perilaku dan program yang sudah ada.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan tindakan sederhana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan faktor yang utama dalam pencegahan stunting. Berbagai penelitian dan literatur menyebutkan bahwa apabila balita mudah terkena infeksi maka dia memiliki resiko mengalami stunting lebih besar bila dibandingkan dengan yang tidak mudah infeksi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan ibu di rumah selama masa PSBB ini tentu tindakan sederhana CTPS adalah faktor kunci agar anak tidak menjadi stunting atau mencegah memperparah kondisi stunting disamping asupan gizi yang cukup.
Di bawah ini adalah tips-tips upaya pencegahan stunting di masa pandemi yang masih bisa dilakukan ibu di rumah diantaranya adalah :
- Bagi Ibu Hamil mengkonsumsi aneka makan makanan yang bergizi seimbang dan aman dengan porsi lebih banyak dari biasanya disesuaikan umur kehamilannya, hindari mengkonsumsi makanan instan atau bahan pengawet, dan rajin mengkonsumsi suplementasi gizi seperti tablet tambah darah dan vitamin B maupun C.
- Bagi ibu yang akan melahirkan, usahakan dengan proses IMD dengan protokol keamanan standart covid-19 dan hindari pemberian pre-lacteal sesaat setelah lahir seperti madu, air gula maupun susu formula.
- Menyusui bayi secara Eklusif (0-6 bulan) untuk semua ibu baik di daerah zona hijau maupun merah. Tidak ada penelitian yang menyebutkan bahwa virus novel corona bisa ditularkan melalui ASI. ASI justru memberikan antibodi dan kekebalan terhadap tubuh bayi melawan segala macam infeksi di sekitar bayi.
- Melakukan pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) secara mandiri di rumah dengan alat meteran jahit yang ada. Jika anak di bawah 2 tahun lakukan pengukuran dengan posisi telentang sedangkan yang berumur di atas 2 tahun ukur dengan posisi berdiri menempel pada dinding tembok.
- Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bervariasi, lauk hewani, sayur dan buah diupayakan harus ada di tiap makan anak. Pilih protein hewani yang mudah didapat dan murah seperti telur dan ikan, dengan ASI tetap dilanjutkan hingga anak usia 2 tahun. Jangan lupakan makan buah minimal 1 porsi sehari sebesar 75-100 gr per kali makan.
- Tetap jaga kebersihan dengan CTPS setiap saat terutama di titik kritis yaitu saat menyusui, menyiapkan makan, memberikan makan, setelah anak BAB, dari toilet dan lain-lain kegiatan dari luar rumah.
- Gunakan masker setiap keluar rumah dan minimalkan anak untuk bermain di luar rumah.
- Olahraga ringan bersama anak dengan melompat dan senam ringan akan sangat membantu pertumbuhan fisik anak.
- Buat suasana gembira dan hindari stres dan ketakutan pada anak, susui anak dengan rasa senang dan percaya diri sehingga hormon Oxytocin atau hormon cinta akan bekerja lebih efektif dan secara tidak langsung dapat meningkatkan imunitas tubuh anak maupun ibu.
- Bila anak sakit ringan seperti panas, demam, flu ringan dan diare ringan maka lakukan pertolongan pertama di rumah dahulu yang tepat dengan sarana yang ada di rumah seperti obat penurun panas, kompres, pemberian cairan pengganti diare yang ada di rumah, dan lain lain.
Demikian, semoga bermanfaat…
Sumber Pustaka :
Buku Saku Pencegahan Stunting, Buku Modul PMBA, Buku Modul ASI dan Pencegahan Infeksi oleh Kemenkes RI, Jakarta, 2019.
thanks for your information, dont forget to visit airlangga university website https://www.unair.ac.id/2022/07/28/cegahan-stunting-pada-anak-oleh-tim-kkn-unair/