Oleh: drg. Merry Ristiana M., M.M.

Sebagian besar dari kita mungkin pernah menemui anak-anak yang giginya berlubang (karies). Jika hal tersebut terjadi, biasanya orang dewasa yang ada di dekatnya akan berkata, “Tidak apa-apa karena masih anak-anak, nanti giginya juga akan tanggal dan akan ada gigi baru yang menggantikan gigi yang rusak itu”. Tetapi, benarkah masalah gigi berlubang (karies) sesederhana itu? Yuk kita simak ulasannya di bawah ini!

Gigi berlubang (karies) adalah suatu kondisi kerusakan pada struktur gigi. Jika tidak ditangani dengan segera maka akan menyebabkan nyeri dan penyakit lainnya. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 93% anak usia dini (usia 5-6 tahun) mengalami gigi berlubang. Dengan kata lain, berarti hanya ada 7% anak Indonesia yang bebas dari gigi berlubang atau karies gigi. Hasil Riskesdas 2018 ini juga menunjukkan bahwa rata-rata anak usia 5-6 tahun mengalami lubang pada delapan giginya.

Kesehatan gigi dan status gizi memiliki hubungan dua arah mata panah. Pertama, asupan zat gizi dapat mempengaruhi kesehatan gigi seseorang. Kedua, kesehatan gigi dapat mempengaruhi status gizi seseorang.

Asupan zat gizi dan kesehatan gigi

Secara garis besar, ada empat faktor yang dapat menyebabkan gigi berlubang, yaitu 1) host atau gigi itu sendiri, 2) substrat, 3) mikroorganisme, dan 4) waktu (lihat gambar 1) (Shafer, 2012). Gigi berlubang akan timbul jika keempat faktor tersebut bekerja sama. Apabila terdapat host atau gigi yang rentan terpapar mikroorganisme (misalnya: Streptococcus mutans) karena keberadaan substrat (misalnya: karbohidrat) disertai oleh jangka waktu yang sesuai atau mendukung, maka proses gigi berlubang pun akan terjadi. Selain faktor langsung di dalam mulut yang berhubungan dengan terjadinya karies, terdapat pula faktor tidak langsung (faktor predisposisi) yang juga disebut sebagai risiko luar, antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut (Laelia, 2011).

Gigi yang sehat dan kuat dapat mengurangi risiko gigi berlubang. Perkembangan gigi dapat dimulai sejak janin masih dalam kandungan. Pada tahap ini, status gizi ibu memiliki peran penting. Penelitian menunjukkan bahwa gigi pada anak yang dilahirkan dari ibu dengan status gizi kurang saat kehamilan memiliki ketahanan yang lebih rendah  terhadap terbentuknya  karies  pada kemudian  hari.

Gigi merupakan organ terpadat dengan kandungan kalsium tertinggi di dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, kekurangan kalsium selama periode pertumbuhan dapat menyebabkan enamel gigi menjadi lebih tipis (hipoplasia enamel) yang dapat meningkatkan  kejadian  karies gigi (Anbasari, 2013 dan Sirat, 2017). Selain itu, tingkat konsumsi vitamin D pada masa kehamilan juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya karies pada anak. Semakin tinggi dosis vitamin D yang dikonsumsi, maka semakin rendah pula risiko gigi karies pada anak (Tanaka et al, 2015).  Selain itu, defisiensi energi, protein, vitamin A, C, asam folat, mineral, zat besi, seng, kalsium, fosfor dan fluor juga dapat menyebabkan kelainan pada gigi anak (Agung dan Nurlitasari 2017). Pemberian fluor pada masa awal perkembangan kehidupan anak. Fluor dapat disuplai melalui  air  yang  diperkaya  fluor,  ikan,  pasta  gigi, atau   cairan   pencuci   mulut   (mouthwash). Konsumsi fluor berlebihan membuat gigi tampak bercak-bercak. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mencantumkan fluor sebagai salah satu gizi esensial karena mempunyai peranan penting dalam proses pencegahan karies gigi.

Kesehatan gigi dan status gizi

Mencegah gigi berlubang itu sangat penting karena penelitian menunjukkan bahwa gigi berlubang dapat mempengaruhi status gizi anak (Bertalina dan Simbolon,2014). Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa penderita gigi berlubang dengan lubang hingga menembus jaringan pulpa akan merasa tidak nyaman apabila lubang tersebut kemasukan makanan. Rasa ketidaknyamanan pada gigi tersebut dapat menyebabkan penurunan nafsu makan yang akan berakibat pada status gizi kurang pada anak (Ghofur dan Firmansyah, 2012).

Kesehatan gigi tidak hanya berpengaruh pada status gizi anak karena dapat mengganggu fungsi mengunyah, namun juga dapat mempengaruhi fungsi lainnya seperti:

  1. Merangsang pertumbuhan tulang rahang
  2. Mempertahankan ruang dalam lengkung gigi untuk persiapan tumbuhnya gigi permanen
  3. Penentu arah pertumbuhan gigi permanen
  4. Mempermudah pelafalan huruf-huruf
  5. Estetika

Nah, setelah kita membaca ulasan di atas, yuk kita jaga kesehatan pada anak-anak kita dimulai sejak masa kehamilan dengan cara memenuhi kebutuhan gizi secara optimal. Gigi yang sehat dapat membuat anak-anak tersenyum sehat, ceria dan cerdas!

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I dan Nurlitasari, D., 2017. ASUPAN GIZI, POLA MAKAN DAN KESEHATAN GIGI ANAK. Interdental Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG), 13(1), pp.21-24.

Anbasari, K, Ravi, BK. Gizi dan Kesehatan Gigi.Banda Aceh: FKG Universitas Syah Kuala; 2013.

Bertalina and Simbolon, B., 2014. HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI. Jurnal Keperawatan, X(2), pp.215-220.

Hendarto, Aryono., 2015. Nutrisi dan Kesehatn Gigi_Mulut pada Anak. Sari Pediatri 2015;17(1):71-5.

Sirat, N., 2017. KARIES GIGI ANAK AKIBAT IBU HAMIL KURANG GIZI. Jurnal Kesehatan Gigi, 5(1), pp.19-24

Tanaka, K., Hitsumoto, S., Miyake, Y., Okubo, H., Sasaki, S., Miyatake, N. and Arakawa, M., 2015. Higher vitamin D intake during pregnancy is associated with reduced risk of dental caries in young Japanese children. Annals of Epidemiology, 25(8), pp.620-625.

Tungare, S. and Paranjpe, A., 2020. Diet And Nutrition To Prevent Dental Problems. [online] Ncbi.nlm.nih.gov. Available at: <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534248/> [Accessed 30 August 2020].

https://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi

 https://fkg.ui.ac.id/duh-93-persen-anak-di-indonesia-alami-gigi-berlubang/

GIZI DAN KESEHATAN GIGI PADA ANAK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *