Iodium merupakan salah satu mineral mikro yang berperan penting dalam sistem fisiologis tubuh. Iodium berperan dalam pembentukan hormon tiroid. Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004 persen dari berat badan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kekurangan iodium mempunyai dampak terhadap perkembangan otak. Salah satu bahan makanan yang mengandung iodium adalah garam. Garam beriodium digunakan untuk penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI merupakan salah satu masalah gizi nasional di Indonesia.
Penetapan kadar iodium suatu bahan pangan diperlukan untuk mengetahui kandungan iodium yang terdapat dalam bahan pangan tersebut. Penetapan kadar iodium dilakukan dengan metode titrasi iodometri. Laboratorium Gizi Surabaya pada tanggal 12 – 21 April telah melakukan pemeriksaan kadar iodium pada sampel garam sebanyak 180 sampel yang diambil dari 6 Sekolah Dasar di 3 Kota di Jawa Timur yaitu Pasuruan, Kediri dan Trenggalek. World Health Organization (WHO) menyatakan batas kadar iodium pada sampel garam adalah 15 s/d 40 ppm.
Prosedur pemeriksaan kadar iodium pada sampel garam dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
- Menyiapkan alat dan reagen yang diperlukan dalam pemeriksaan. Peralatan laboratorium yang digunakan diantaranya buret, timbangan analitik, erlenmeyer, pipet volume, dll. Reagen yang digunakan untuk pemeriksaan adalah larutan Na2S2O3 ( Natrium Tiosulfat) 0,005 N, larutan H2SO4 2N, larutan KI 10%, indikator amilum 1%, larutan KIO3 0,005 N.
- Melakukan standarisasi larutan Na2S2O3 ( Natrium Tiosulfat) dengan larutan KIO3 0,005 N. Proses ini dilakukan untuk mengetahui normalitas larutan Natrium Tiosulfat sebenarnya.
- Menimbang sampel garam sebanyak 10 gram. Sampel garam yang telah ditimbang dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
- Melarutkan garam dengan aquadest sebanyak 50 ml. Aduk hingga garam larut sempurna.
- Menyiapkan buret yang telah diisi dengan larutan Na2S2O3 ( Natrium Tiosulfat) 0,005 N sebagai titran.
- Menambahkan larutan H2SO4 2N sebanyak 2 ml.
- Menambahkan larutan KI 10% sebanyak 5 ml. Larutan garam setelah ditambah KI akan berubah warna menjadi kuning.
- Simpan dalam tempat gelap dan diamkan selama 5 menit.
- Menambahkan indicator amilum 1% sebanyak 2 ml. Proses ini akan menyebabkan sampel berubah warna dari kuning menjadi ungu.
- Melakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 ( Natrium Tiosulfat) 0,005 N hingga sampel berwarna bening.
- Catat volume larutan Na2S2O3 ( Natrium Tiosulfat) 0,005 N yang digunakan untuk titrasi.
Setelah diperoleh data volume titrasi dari masing masing sampel garam, maka dapat dilakukan analisis perhitungan kadar iodium pada sampel garam.
Dokumentasi Pengujian :