Tahukah Bunda Kenapa Si Kecil Bisa mengalami Stunting
Faktor Apa Saja yang mempengaruhi terjadinya Stunting?
Bagaimana cara mencegah terjadinya Stunting?
_________________________________________________________________________________________________________
Oleh : Dr. Laili Rahmawati, STP.,MMA.
Stunting jika dikutip dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Sedangkan pengertian stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Jadi dapat disimpulkan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dari pengertian diatas Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat ya Bun…., kekurangan asupan gizi sudah lama terjadinya, sehingga anak menjadi pendek. Oleh karena itu bagi Bunda-Bunda yang akan hamil dan yang sedang hamil, perhatikan benar asupannya sehingga tidak menjadi pemicu terjadinya Stunting. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.
Nah, ngeri kan Bun….
Sudah pendek kurang pinter lagi! Pasti sedih kan kalau kita punya anak lambat belajarnya.
Dari beberapa kajian dan penelitian, anak-anak stunting saat dewasa lebih beresiko mengalami diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Penyebab utama stunting diantaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hami, ibu menyusui dan balita.
Dalam rangka menurunkan stunting di Indonesia pemerintah telah menetapkan Strategi Nasional Percepatan penurunan stunting dalam waktu lima tahun ke depan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting diantaranya adalah sebagai berikut:
- Memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, hal ini bisa juga dilakukan dengan memperhatikan pola makan dengan mengomsumsi jenis makanan beragam dan seimbang;
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi dan balita;
- Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak;
- Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga;
- Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stuntingserta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak;
- Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI.
Bunda…
Pada artikel kali ini kita fokus penanganan/pencegahan Stunting melalui MP ASI ya!
MP ASI adalah makanan pendamping ASI yang diberikan saat bayi usia diatas 6 bulan. Seringkali masalah gizi muncul disaat usia Bayi diatas 6 bulan. Mengapa Demikian? Saat usia 0-6 bulan kebutuhan gizi bayi bisa dipenuhi oleh ASI, dan saat usia 6-8 bulan ASI hanya memenuhi 70%, usia 9-11 bulan 50%, dan usia >12 bulan hanya memenuhi 30%. Gap ini seharusnya diisi oleh MP ASI, sering kali MP ASI yang diberikan kurang sesuai baik jumlahnya, jenisnya maupun frekuensinya sehingga si kecil defisit zat gizi.
EMPAT prinsip MP-ASI MENURUT WHO
- Tepat Waktu : MP-ASI diberikan saat ASI saja tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi yakni sejak 6 bulan
- Adekuat : MP-ASI mengandung energi dan ZAT GIZI yang dapat memenuhi kebutuhan bayi
- Aman : Menggunakan bahan yang aman dan disiapkan dengan cara yang higienis dan diberikan dengan peralatan makan yang bersih
- Diberikan dengan cara yang benar : responsive feeding
Tahukah Bunda Tanda Bayi Siap Makan MP ASI?
Bayi siap mendapatkan MP ASI Jika :
- Berusia 6 bulan
- Dapat menegakkan kepala
- Dapat duduk dengan sedikit bantuan
- Adanya respon yaitu jika ada makanan didekatkan ke mulut bayi, bayi dapat merespon dengan menolak makanan atau tertarik, jika melihat makanan/ada orang yang makan ada respon tertarik untuk makan juga
Dari gambar tersebut sebaiknya MP ASI diberikan sesuai kelompok usia, misal si Kecil usia 6 bulan, mana MP ASI diberikan 2x dan ditambahkan 1x selingan, tekstur bubur/makanan lumat dengan volume 125 ml atau ½ mangkok. Pemberian ini ditingkatkan sesuai perkembangan usia.
Bagaimana MP ASI yang aman ?
- Berikan makan dalam mangkuk/piring yang bersih, jangan gunakan botol karena susah dibersihkan dan dapat menyebabkan DIARE
- Cuci tangan IBU dengan SABUN sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan sebelum memberi makan anak
- Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan
Pemberian Makan Secara Responsif ?
- Jadwal dibuat Teratur tiap 2-3 jam sesuai dengan tanda lapar bayi
- Waktu makan Tidak lebih dari 30 menit, diantara waktu makan hanya diberi air putih
- Suasana hati ibu harus rileks, Tidak ada target makanan yang harus dihabiskan bayi
- Tidak memaksa anak dalam proses pemberian makan, secara halus maupun kasar, tidak sambil menonton TV, mainan dan alat elektronik lainnya
Karakteristik MP ASI yang Baik adalah :
- Padat energi, protein, zat gizi mikro (zat besi, zinc, kalsium, vit C, vit A, folat) harus ada protein Hewaninya
- Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan, penyedap, pewarna, pengawet dll.
- Mudah ditelan dan disukai anak
- Tersedia lokal dan harga terjangkau
Bagaimana membuat MP ASI yang disukai anak (enak)
- Wajib menggunakan protein hewani (ikan/telur/ayam/daging/udang dll.), pada protein hewani mengandung Umami (zat perasa alami)
- Menggunakan bahan makanan yang bervariasi (untuk menghindari kebosanan)
- Gunakan bahan pendukung lain yang dapat meningkatkan rasa (umami) secara alami seperti seledri, tomat, bawang, kaldu, bawang Bombay, dan garam, gula secukupnya dll
- Berikan MP ASI yang fresh/baru dibuat (bukan awetan atau diolah dalam waktu yang lama)
- Sajikan dengan alat makan yang bersih dan menarik
Jika para Bunda memberikan MP ASI yang adekuat (sesuai kebutuhan) dengan memperhatikan keragaman dan disukai oleh si Kecil tentunya tidak akan terjadi permasalahan gizi termasuk stunting.
Ayo Bun…..Perbaiki MP ASI si Kecil untuk masa depannya nanti !
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pelatihan Konseling MP-ASI Pedoman Pelatih. Jakarta: Ditjend Bina Gizi dan KIA.
Kementrian Kesehatan RI. 2007. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat
kemenkes RI. (2018). Praktik Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (PMBA) Untuk Perubahan Perilaku Pemenuhan Asupan Gizi Anak Dalam Upaya Pencegahan Stunting.