Sebagai sumber pangan, ikan memiliki kandungan gizi yang sangat baik seperti protein sebagai sumber pertumbuhan, asam lemak omega 3 dan 6 yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan pembentukan otak janin, vitamin, serta berbagai mineral yang sangat bermanfaat bagi ibu dan janin. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial dengan nilai biologis mencapai 90%. Hal yang paling penting adalah harganya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lainnya.
Meskipun hasil ikan di Indonesia sangat melimpah, tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan China, Oleh karena itu, minat konsumsi ikan di masyarakat perlu terus ditingkatkan dalam rangka upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat. Ikan diharapkan menjadi salah satu sumber protein utama dalam pola konsumsi dan budaya masyarakat Indonesia.
Dalam hal meningkatkan konsumsi makan ikan Pemerintah melalui Kementerian Perikanan telah mencanangkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Dalam upaya mendukung pelaksanaan gerakan nasional GEMARIKAN diperlukan suatu koordinasi lintas lembaga, lintas sektoral, lintas profesi dan lintas budaya. Langkah tersebut membutuhkan strategi baru yang melibatkan seluruh komponen bangsa, agar mampu membangunkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama dalam menu makanan keluarga.
Selain konsumsi ikan yang masih cukup rendah, konsumsi sayuran masyarakat Indonesia juga tergolong rendah. Saat ini konsumsi sayuran per kapita Indonesia hanya 40,6 kilogram per tahun. Lebih rendah jika dibandingkan China yang mencapai 270 kilogram per tahun, Myanmar 80 kg, Malaysia 49 kg, Filipina 55 kg, Singapura 120 kg dan India 50. Sedangkan, rekomendasi FAO untuk konsumsi sayuran per kapita 73 kg. Kita masih lebih rendah dari pada rekomendasi tersebut. Faktanya, mengonsumsi sayuran akan menyehatkan tubuh dan dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit gangguan fungsi pencernaan.
Rendahnya konsumi ikan dan sayuran ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya kemampuan ekonomi, ketersediaan dan pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi jenis makanan tersebut. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan dan sayur, tidak hanya berupa penyediaan sarana dan prasarana, tetapi juga upaya perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Upaya tersebut dapat melalui sosialisasi, penyuluhan dan promosi yang lebih intensif pada masyarakat tentang manfaat dari konsumsi jenis makanan tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konsumsi Ikan dan sayur di Kota Surabaya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya melaksanakan kegiatan Sosialisasi Gemar Ikan dan Sayur dengan menggandeng UPT Laboratorium Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Sosialisasi Gemar Ikan dan Sayur ini telah dilaksanakan sebanyak 5 kali pada bulan September 2020 di 5 Kecamatan di Kota Surabaya. Kegiatan dilakukan di kantor kecamatan masing-masing. Kecamatan tersebut meliputi Kec. Genteng pada Tanggal 16 September 2020, Kec. Tenggilis pada tanggal 18 September 2020, Kec. Rungkut pada tanggal 22 September 2020, Kec. Tegalsari tanggal 24 September dan Kec. Gunung Anyar pada tanggal 28 September 2020. Narasumber yang bertugas dalam kegiatan ini adalah Ibu Ni Made Krisna Dewi, S.Gz. dan Yuni Prabawani, STP., M.Kes.
Kegiatan ini menyasar ibu rumah tangga yang berpenghasilan rendah dan juga perangkat masyarakat di setiap sebanyak 15 orang di setiap Kecamatan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberian materi tentang manfaat mengkonsumsi ikan dan sayur serta nilai ekonomisnya, dan demonstrasi teknik pengolahan ikan dan sayur dengan menu kekinian yang disukai masyarakat Surabaya pada umumnya, dilanjutkan makan bersama hasil olahan tersebut. Selama kegiatan berlangsung, peserta tetap menjaga protokol kesehatan dengan menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun.
Para peserta sangat aktif dalam mengikuti setiap kegiatan. Demikian juga pada demo mengolah ikan dan sayur, mereka antusias untuk memperhatikan dan beberapa ibu terlibat dalam praktek. Makanan yang didemonstrasikan meliputi: terong gulung-gulung, dori saus mozarela, sawi dumpling, takoyaki, sosis telur, burger ikan, pancake pelangi, martabak ikan, lava cake coklat kukus, kaki naga kebanwo. Makanan-makanan tersebut berbahan dasar ikan dan sayuran lokal. Dari demostrasi ini diharapkan peserta dapat mempraktekkannya dirumah.